Aku menulis ini teruntuk orang yang aku hiraukan keberadaanya saat masih di dunia. Dia yang selalu tulus menyayangiku, menungguku pulang tak peduli semalam apapun, berusaha mengerti apa yang aku rasakan. Tapi yang kuperbuat padanya hanyalah keegoisan belaka dan bukan manusia.
Apakah aku menyesal? Iya. hanya itu yang bisa kuungkapkan dari banyaknya alasan yang tertutupi. Aku berusaha meminta maaf meski terlambat, doa yang kusampaikan, air mata yang jatuh, semua karena kebodohanku di masa itu. Andai aku bisa memutar waktu, aku ingin bersamanya jauh lebih lama dan tidak meninggalkan dia sendirian.
Saat terakhir, yang kuingat hanyalah ucap tulus dari mulut yang mengatakan “masih kangen sama Mita”. Apa yang kulakukan saat itu? Aku tidak peduli apapun, aku lelah dan aku ingin memenuhi inginku saja. Andai aku lebih dewasa untuk menyikapi semua itu, apakah aku tidak akan menyesal seperti ini?
Pikiranku melantur kemana mana, ada yang berbisik “kamu membunuhnya secara tidak langsung”. Aku salah. Aku memang salah. Andai aku bisa menemaninya hingga hari Sabtu sesuai keinginan sederhananya. Apa yang salah dariku saat itu? Aku perempuan yang jahat.
Saat ini, apakah dia sudah bahagia di sisi Tuhan? Apakah dia pun sudah bertemu dengan belahan jiwa yang selalu ia sapa melalui foto dipagi hari dan malamnya? Aku harap dia bahagia di sana, dan aku harap.. dia mau memaafkan aku.