mengapa frekuensi kita sering berselisih paham?
entah egoku ataupun kamu yang terlalu cepat mengambil kesimpulan.
pekan lalu kita bertengkar hebat, entah karena apa, saat ini aku lupa alasan kita bertengkap. sungguh aku mengatakannya.
mungkin aku memiliki perasaan atau otak yang mudah melupakan amarah.. atau memang aku ingin melupakannya jika itu permasalahanmu dan aku.
beberapa hari setelah kita bertengkar, aku merasakan perasaan seperti sedia kala.
aku ingin memelukmu,
aku ingin bersamamu,
tapi rasanya waktu kita selalu salah. atau tepatnya adalah waktuku.
ketika keadaan mulai membaik dan aku ingin berada didekatmu, kamu menceritakan mengenai panggilan interview itu.
mungkin aku mengira masih tersisa waktu untuk lebih lama bersamamu di akhir pekan.
tapi nyatanya, memang waktuku yang tidak tepat.
rasanya aku ingin setidaknya satu hari dalam minggu ini kita menghabiskan waktu bersama selama mungkin. karena aku tau, hari dimana aku akan berpindah ke Surabaya akan menyulitkan kita untuk sekedar bertatap muka.
ah sial. aku jengkel dengan semua keinginan yang tak pernah bisa kuungkap.
bukan aku tak ingin, tapi rasanya sungguh egois untuk menginginkan kita bertemu disaat kamu sedang sibuk.
jarak. tenaga. aku memikirkan itu untukmu.
tapi kamu, rasanya terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa aku terlalu egois untuk tidak memperbolehkanmu mendatangiku.
…
senang ya, dapat mengungkapkan semuanya disini. dimana mungkin yang akan melihat hanyalah kamu.
jujur aku selalu menyayangkan ketika kamu mengumbar perasaanmu terhadapku didepan semuanya. menulis dan menyebarkan lewat story.
yang aku rasakan.. pedih. merasa disindir sangat dalam.
tapi, ya.. mungkin itu pilihanmu untuk meluapkan semuanya.
yasudahlah, aku mengerti.
dan..
semoga kamupun mengerti. I love you