Ulat dan Langit

Seekor ulat takkan terbang tanpa sayapnya

Sayap ulat takkan pernah ada sebelum menjadi kupu

Ulat takkan menjadi kupu tanpa tahap kepompong

Kepompong pun takkan terjadi dalam waktu yang singkat

***

Ibarat aku adalah ulat dan kau langitnya

Aku takkan bisa menggapaimu tanpa adanya tahap kepompong

Aku takkan bisa merasakan keindahanmu tanpa adanya sayap ditubuhku

Untuk itu aku akan berproses menjadi kupu-kupu yang indah

***

Di tengah proses pun aku memiliki banyak resiko

Aku bisa mati karena gagal berkembang

Aku bisa menjadi kupu yang cacat bila tak berevolusi dengan benar

Aku pun bisa menggapaimu ketika sudah menjadi kupu yang sempurna

***

Namun semua proses itupun membutuhkan waktu yang tak singkat

Apakah langit akan menungguku selama itu?

Apakah aku bisa saja terlambat untuk sebuah perubahan?

Bisakah aku mempercayai bahwa langit akan terus menungguku?

Menahan Tekanan

Selalu ada kata yang tak pernah terucap

Selalu ada perasaan yang terpendam

Selalu ada air mata dalam kegelapan

***

Jika kau bertanya apakah aku bahagia, aku akan menjawab iya

Tapi tolong jangan tatap air mataku

Lihatlah saja senyum dibibirku

***

Ternyata kau benar, menahan semua sendirian begitu berat

Kenapa saat itu aku sama sekali tak mengerti?

Berjalan dan berusaha menembus awan, itulah yang kulakukan

Kesia-siaan yang kuperjuangkan

***

Aku memang belum pantas

Bahkan takkan pernah pantas

Apakah aku hanya perlu melepasmu?

Bisakah aku hanya pergi dari dunia ini?

***

Berbahagialah bersamanya yang akan membuatmu nyaman 😀